Rabu, 03 Maret 2021

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN "MENYELAMATKAN PEMUDA"

andiayis.blogspot.com

MENYELAMATKAN PEMUDA

 

I.            PENDAHULUAN

Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Masalah Pemuda adalah masalah abadi yang akan terus ada karena masalah pemuda merupakan akibat proses pendewasaan dan perubahan seseorang untuk lebih memahami dan mengenal akan karakter individu masing-masing. Dengan hal tersebut tentu akan mempengaruhi cara atau proses seseorang dalam bersosialisasi dengan berbagi pihak dalam jangka waktu pendek maupun dalam waktu panjang. Dan dalam hal sosialisasi pemuda ikut mempengaruhi proses interaksi  karena peran pemuda sebagai tumpuan penerus bangsa yang tidak selaras dapat mengakibatkan ketidaksinambungan yang cukup signifikan bagi lingkungan dan kehidupan bermasyarakat. Para pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.

 

II.            RUMUSAN MASALAH

1.       Bahaya dan permasalahan apa yang mengancam pemuda?

2.       Bagaimana cara menyelamatkan pemuda ?

 

III.            TUJUAN

1.        Untuk mengetahui bahaya dan permasalahan pemuda

2.        Untuk mengetahui cara menyelamatkan pemuda

 

 

 

 

 

 

 

 

IV.            PEMBAHASAN

1.    Bahaya dan permasalahan pemuda

a.        Bahaya yang mengancam pemuda

Kita mengetahui bahwa sejak lahir, kita telah membawa segala yang bersifat baik dan segala yang bersifat buruk. Adalah tugas pendidik untuk mengembangkan sikap yang baik dan tidak memberi kesempatan untuk berkembangnya hal-hal yang bersifat kurang baik. Secara kodrat kedua sifat itu menuntut untuk dapat berkembang. Namun oleh karena berkembangnya sifat yang kurang baik akan mengancam keselamatan manusia, maka manusia bersepakat untuk tidak memberikan kesempatan berkembangnya sifat yang buruk tersebut. Kesepakatan itu dituangkan baik dalam prasasti Hak-hak azasi Manusia, UUD tiap negara, dalam peraturan pemerintahan, hukum adat, tata tertib ataupun dalam kebiasaan-kebiasaan yang selalu ada dalam kehidupan kelompok manusia.[1]

Bahaya yang mengancam pemuda ada 2 faktor yaitu :

1)   Faktor dari dalam (internal) yaitu adanya kemungkinan tumbuhnya sifat-sifat buruk yang timbul dari hati manusia.

2)   Faktor dari luar (eksternal) yaitu pengaruh-pengaruh yangkurang baik dari luar yang berwujud lingkungan sekitar, misalnya hasutan-hasutan penjahat, racun-racunan, baik racun fisis, maupun racun psikis (misalnya ideologi) yang semuanya itu diarahkan kepada pemuda, dengan harapan akan dapat dengan mudah dilemahkan potensi-potensinya, sehingga masa depan bangsanya dapat dihancurkan.

Dengan mengetahui apa yang dapat dikategorikan bahaya-bahaya yang mengancam pemuda, maka kita dapat menggariskan tindakan-tindakan yang tepat manakah yang sepatutnya dilakukan orang dewasa demi keselamatan para pemuda.

b.      Permasalahan Generasi Muda

Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:

1)   Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran dikalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan  berbagai problem sosial lainnya.

2)   Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah

3)   Masih banyaknya perkawinan dibawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.

4)   Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.

5)   Meningkatnya kenalan remaja termasuk penyalah gunaan narkotika.

 

2.    Cara atau upaya untuk menyelamatkan pemuda

a.         Memberikan Pengertian

Dengan memahami bahwa masa pemuda merupakan suatu masa yang sulit tetapi sangat penting dalam hubungannya dengan masa yang akan datang itu, maka para pendidik haruslah berusaha agar para pemuda mengerti, bahwa mereka berada pada saat yang penting tetapi sulit. Untuk itu diperlukan pengertian dari pendidiknya. Jadi para pemuda baru akan mengerti apabila si pendidik menanamkan pengertian itu dan pendidik baru akan dapat menanamkan pengertian bila dia sendiri telah mengertinya.

Bukan suatu tugas yang mudah untuk menanamkan pengertian itu bila si pendidik hanya memiliki pengertian yang samar-sama. Sebab didalam menanamkan pengertian tersebut pendidik harus mampu untuk memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya, tentang sebab musabab, tentang akibat-akibat buruk yang sering mengancam. Pendidik harus mampu dan dapat menyediakan diri sebagai contoh, harus dapat menunjukkan tokoh-tokoh dalam sejarah, dalam cerita-cerita kuno dan dari orang-orang yang dapat dijumpai pada saat itu juga. Dengan jelasnya contoh-contoh tersebut pemuda tidak akan menjadi bimbang, bingung, kurang percaya dan sebagainya, sehingga benar-benar si pemuda mampu menganalisisnya, kemudian menarik kesimpulan sendiri.[2]

b.        Memahami Kehidupan Pemuda

Memahami adalah suatu kesanggupan yang lebih dalam daripada sekedar mengerti atau mengetahui. Memahami berarti mengerti yang disertai kemampuan untuk ikut merasakan berdasarkan pengalaman-pengalamannya di masa lampau pada saat ia berada didalam masa seperti yang dipahami tersebut. Didalam pemahaman tersebut ada faktor kesanggupan untuk beridentifikasi dengan objek yang dipahami itu. Dengan memahami akan terhindarlah pertentangan-pertentangan, baik pertentangan pendapat, pertentangan sikap bahkan pertentangan arah yang seharusnya dituju bersama.

Jadi memahami kehidupan pemuda berarti ia harus dapat hidup seakan-akan menjadi pemuda itu sendiri, sekaligus sebagai orang dewasa yang dipergunakan sebagai pedoman oleh para pemudanya. Inilah yag dimaksud oleh Ki Hajar dengan ing madya mangun karsa.[3]

 

c.       Pembinaan Akhlak Generasi Muda

Membangun kesadaran bagi generasi bukanlah hal yang gampang untuk tercapai secara maksimal, tetapi dalam pembinaan kesadaran yang menjadi hal pokok untuk dibangun. Kesadaran hendaknya disertai niat untuk mengintensifkan pemilikan nilai-nilai dari pada yang sudah dimiliki, sebab dengan cara tersebut akan mampu mewujudkan pemeliharaan yang dinamis dan berkesinambungan.[4]

Dalam hal ini pembinaan dimaksudkan adalah pembinaan keagamaan (akhlak) yang mempunyai sasaran pada generasi muda, maka tentu aspek yang ingin dicapai dalam hal ini adalah sasaran kejiwaan setiap individu, sehingga boleh dikatakan bahwa pencapaiannya adalah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Keunikan dimaksudkan tidak karena ditentukan prototipitas tema pembahasannya, melainkan disebabkan karena sasaran yang diambil merupakan suatu pengelompokkan demografis yang gencar-gencarnya mengalami perubahan dan perkembangan psikologi kejiwaan anak.

 

Dalam masa ini jatidiri dan sikap arogan masih sangat kuat untuk diperpegangi bagi generasi muda, sehingga memerlukan kehati-hatian yang ekstra ketat. Sehingga mampu menanamkan nilai-nilai dan konsep pembinaan, khususnya dalam hal pembinaan akhlak melalui ajaran tasawuf dalam merubah perilaku generasi muda dalam kehidupan sehari-hari.[5]

Dalam perkembangan psikologi remaja dikatakan bahwa perkembangan psikologi remaja sedikit mempunyai pengaruh terhadap cara-cara penanaman dan pemahaman nilai akhlak. Hal ini diungkapkan oleh ahli psikologi remaja bahwa pada satu pihak remaja tidak begitu saja mampu menerima konsep-konsep, nilai-nilai suatu ajaran, apalagi ajaran yang membatasi diri seseorang, tetapi  terkadang dipertentangkan dengan citra diri dan struktur kognitif yang dimilikinya.[6]

Pembinaan yang bercorak keagamaan atau keislaman akan selalu bertumpu pada dua aspek, yaitu aspek spiritualnya dan aspek materialnya. Aspek spiritual ditekankan pada pembentukan kondisi batiniah yang mampu mewujudkan suatu ketentraman dan kedamaian di  dalamnya. Dan dari sinilah memunculkan kesadaran untuk mencari nilai-nilai yang mulia dan bermartabat yang harus dimilikinya sebagai bekal hidup dan harus mampu dilakukan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-harinya saat ini untuk menyongsong kehidupan kelak, kesadaran diri dari seorang remaja sangat  dibutuhkan untuk mampu menangkap dan menerima nilai-nilai spiritual tersebut, tanpa adanya paksaan dan intervensi dari luar dirinya.

Sedangkan pada pencapaian aspek materialnya ditekankan pada kegiatan kongkrit yaitu berupa pengarah diri melalui  kegiatan yang bermanfaat, seperti organisasi, olahraga, sanggar seni dan lain-lainnya. Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dimaksudkan agar mampu berjiwa besar dalam membangun diri dari dalam batinnya, sehingga dengan kegiatan tersebut, maka tentu dia akan mampu memiliki semangat dan kepekatan yang tinggi dalam kehidupannya.[7]

 

 

Penanaman semangat kepahlawanan memberikan nilai positif bagi generasi muda, sebab  tentu akan membangun semangat dan menumbuhkan jiwa  kepahlawanan, baik terhadap negara, agama maupun bangsa. Membangun jiwa kepahlawanan ke dalam diri generasi muda adalah salah satu unsur dalam  melakukan pembinaan, dan pembinaan dapat terarah dan konstruktif.  Sehingga perlu suatu kesadaran moral bahwa generasi muda adalah yang selalu mengambil peran dalam  setiap langkah yang bermanfaat bagi  bangsa dan agama, pada dasarnya mereka akan mengambil peranan  dan terpanggil untuk berbakti sebagai suatu tuntutan,  baik tuntutan itu datang sebagai generasi bangsa maupun sebagai generasi agama.[8]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

V.            KESIMPULAN

1.        Bahaya dan permasalahan pemuda

a.       Bahaya yang mengancam pemuda

Bahaya yang mengancam pemuda ada 2 faktor yaitu :

1)      Faktor Internal, yaitu faktor yang muncul dari diri seseorang disebabkan oleh hal-hal tertentu.

2)      Faktor Eksternal, yaitu faktor dari luar yang berwujud lingkungan sekitar, seperti hasutan-hasutan orang yang tidak baik.

b.      Permasalahan generasi muda

Permasalahan generasi muda pada zaman sekarang ini diantaranya :

1)      Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja

2)      Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan

3)      Masih banyaknya perkawinan dibawah umur

4)      Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.

5)      Meningkatnya kenalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.

2.        Cara atau upaya untuk menyelamatkan pemuda

a.       Memberikan pengertian kepada pemuda

b.      Memahami kehidupan pemuda

c.       Pembinaan akhlak generasi muda

 

VI.            Penutup

Demikianlah pembahasan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah selajutnya agar menjadi lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmadi, Idiologi Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Hartaty, Netty, Islam dan Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2004.

Mujib, Abdul, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. 1.

Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan, Jakarta : Prameda Media, 2003, Cet. 1.

Soejanto, Agoes, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. 8.

 



[1] Agoes Suejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet.8, hlm. 219.

[2] Ibid,. hlm. 215-216.

[3] Ibid., hlm. 218

[4] Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. 1, hlm. 199.

[5] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Prameda Media, 2003), Cet. 1, hlm. 218.

[6] Netty Hartaty,  Islam dan Psikologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 63.

[7] Ibid., hlm. 441.

[8] Ahmadi, Idiologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 160.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar