Tetap Semangat Menjalani Hidup Ini, Semoga Berkah Barokah, Selamat Dunia Akhirat
Kamis, 31 Maret 2022
Jumat, 25 Maret 2022
Kamis, 24 Maret 2022
Rabu, 23 Maret 2022
Selasa, 22 Maret 2022
Kamis, 17 Maret 2022
MAKALAH Model Pembelajaran Inkuiri dan PAIKEM
M
Model Pembelajaran Inkuiri dan PAIKEM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada saat proses belajar mengajar maka akan terjadi hubungan timbal balik
antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan
terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya
terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit
menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa
selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini,
media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan
sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Profesionalisme seorang
guru bukanlah hanya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada
kemampuanya melaksanakan pembelajaran yang menarik untuk siswa sehingga siswa
lebih aktif mengikuti pembelajaran. Daya tarik suatu pelajaran terletak pada dua hal yaitu
oleh mata pelajaran itu sendiri dan cara guru mengajar.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu
keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu caranya adalah denganpenerapan
model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas Model pembelajaran Inquiri dan
model pembelajaran PAIKEM.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian model pembelajaran Inkuiri dan PAIKEM ?
2.
Apa sajakah prinsip-prinsip dalam model pembelajaran inkuiri dan PAIKEM ?
3.
Apa perbedaan model pembelajaran inkuiri dan PAIKEM
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian model pembelajaran Inkuiri dan PAIKEM
1.
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Kata inkuiri
berasal dari bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan.
Model
pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut
piaget bahwa model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran
yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara
luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan
penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inquiry adalah
model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan
eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2.
Pengertian Model Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. (“time on task”).
a.
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan
untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka
mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan
kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak
memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan
belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Dalam kegiatan ini
siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur
sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.[1]
b.
Pembelajaran Inovatif
Maksud inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi
hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi
juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam strategi pembelajaran yang inovatif
ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku,
tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok
dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat
digunakan untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih
lagi jika temuan itu merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam
penelitian tindakan kelas atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama
menjadi guru. Melalui pembelajaran yang inovatif ini, siswa tidak akan buta
tentang teknologi dan mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada
sekarang ini. Dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh hal-hal baru sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[2]
c.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan
guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang
bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Berpikir kreatif selalu dimulai dengan
berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada atau memperbaiki sesuatu.Berpikir kritis harus dikembangkan dalam
proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada
umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai
berikut, yaitu:
1)
Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.
2)
Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis
informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut
rasional.
3)
Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa
hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.
4)
Tahap keempat; verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah
rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif
apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang
diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah
hasil karya baru.[3]
d.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman
baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke
tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan
melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam
pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul
kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif
dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
1)
melakukan appersepsi
2)
Melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi
pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode
3)
Melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu
mengaktifkan siswa dalam pembentukan kompetensi siswa dan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa.
4)
Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan
fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan
perbaikan program pembelajaran.
Untuk melakukan
pembelajaran yang efektif , guru harus memerhatikan beberapa hal, sebagai
berikut:
1)
pengelolaan tempat belajar
2)
pengelolaan siswa
3)
pengelolaan kegiatan pembelajaran
4)
pengelolaan konten/materi pelajaran
5)
pengelolaan media dan sumber belajar.[4]
e.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull
instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau
tertekan ( not under pressure).[5] Dengan kata lain, pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa,
bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.
Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban,
baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu
merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih
dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.Ada empat
aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi,
dan refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut,
maka pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
B.
Prinsip-Prinsip Dalam Model Pembelajaran Inkuiri Dan PAIKEM
1.
Prinsip-Prinsip dalam Model Pembelajaran Inkuiri
Adapun prinsip
strategi pembelajaran inkuiri yaitu:
a. Berorientasi pada
Pengembangan Intelektual
Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan utama
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir, karena inkuiri didasari
oleh teori kognitif yang menekankan arti penting proses internal seseorang.
Dengan demikian, pembelajaran inkuiri selain berorientasi padahasil belajar,
juga berorientasi pada proses belajar.
Karena
itu, criteria keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran, tetapi sejauh
mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Pada inkuiri ini yang dinilai
adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi
yang berkesinambungan
secara tepat dan serasi antara hal baru
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
b.
Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah
proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan
guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai
proses interaksi, artinya menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu
mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan
berpikirnya melalui interaksi mereka.[6]
c.
Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri adalah guru sebagai penanya. Dengan demikian, kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir.
d.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,
akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yaitu proses mengembangkan potensi
seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung
menggunakan otak kiri dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional,
akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar
berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan.
e.
Prinsip Keterbukaan
Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala
sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan
untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
2.
Prinsip-Prinsip pembelajaran PAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan aspek
keaktifan, kreatifitas dan inovatif, sehingga membuat pembelajaran menjadi
efektif dan menyenangkan, menuntut guru untuk menguasai berbagai metode
mengajar serta keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode mengajar
tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih metode yang sesuai dengan
metode yang sesuai dengan tujuan, materi, peserta didik dan aspek-aspek
lainnya, sehingga prinsip-prinsip PAIKEM dapat diterapkan secara optimal.
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
a.
Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif
baik fisik, mental maupun emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran
akan lebih memberi makna kepada sisa dari pada hanya mendengarkan;
b.
Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik;
c.
Interaksi : Kegiatan pembelajarannya
memungkinkan terjadinya interaksi multi arah.
d.
Refleksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan. Proses refleksi sangat
perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian proses
pembelajaran.[7]
C.
Perbedaan model pembelajaran inkuiri dan PAIKEM
Perbedaan 1
Strategi Inkuiri : Pada
model ini materi ditemukan sendiri oleh siswa. Guru atau pengajar tidak membawa
atau memiliki materi apapun sebagai pengacunya. Guru sudah menyediakan beberapa
topik masalah untuk diselesaikan, dan guru menuntun siswa dalam penyelesaian
masalah tersebut. Materi timbul saat studi lapangan.
Strategi: Guru sudah
menyediakan materi untuk dibahas dengan bebagai kegiatan untuk menarik semangat
siswa
Perbedaan 2
Strategi Inkuiri : Mementingkan mencari jawaban atas permasalahan sampai
tingkat yakin. Dalam mencari jawaban, siswa menganalisisnya dengan fakta-fakta
yang ada.
Strategi: Mementingkan
cara mengajar yang aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan Komunikatif terhadap
suatu materi/permasalahan.
Perbedaan 3
Strategi Inkuiri : Pemecahan masalah sampai ke kualiats Objek. Tetapi belum
tentu menyelesaikan masalah. Strategi Inkuiri lebih memakan waktu yang lama.
Strategi : Masalah
harus terselesaikan sesuai dengan objek.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian Model Inkuiri dan PAIKEM
Model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran
yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri
sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan
PAIKEM
adalahi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
2.
Prinsip-Prinsip Dalam Model Pembelajaran Inkuiri Dan PAIKEM
a. Prinsip-Prinsip dalam Model Pembelajaran
Inkuiri
Prinsip-prinsip pembelajaran Inkuiri antara lain : Berorientasi pada Pengembangan Intelektual, Prinsip Interaksi, Prinsip Bertanya, Prinsip Belajar untuk Berpikir, Prinsip Keterbukaan.
b. Prinsip-Prinsip dalam Model Pembelajaran PAIKEM
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain: Mengalami, Komunikasi, Interaksi, Refleksi.
3.
Perbedaan model pembelajaran inkuiri dan PAIKEM
Perbedaan 1
-
Strategi Inkuiri : Pada model ini materi ditemukan sendiri oleh siswa
-
Strategi: Guru sudah menyediakan materi untuk dibahas dengan
bebagai kegiatan untuk menarik semangat siswa
Perbedaan 2
-
Strategi Inkuiri : Pemecahan
masalah sampai ke kualiats Objek. Tetapi belum tentu menyelesaikan masalah.
Strategi Inkuiri lebih memakan waktu yang lama.
-
Strategi : Masalah harus terselesaikan sesuai dengan objek
B.
PENUTUP
Demikianlah
pembahasan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah
sendiri. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dalam pembuatan
nakalah selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, Manajemen berbasis Sekolah, Konsep
Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 140
Uno, Hamzah, Belajar Dengan Pendekatan
PAIKEM, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012
http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html).
http://remajasampit.blogspot.com
[1] Rusman, Model-Model
Pembelajaran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 322-324
[2]
Hamzah Uno, Belajar
Dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2012), hlm. 11
[3] Mulyasa, Manajemen berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan
Implementasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,
2006), hlm. 192 .
[4]
Rusman, Op. Cit., hlm. 325-326
[5]
Mulyasa, Op. Cit., hlm. 194
[6] Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 140
[8] http://remajasampit.blogspot.com